Oleh: Santi Novita Arieanti, M.Psi., PsikologPerkembangan 6 tahun pertama dalam kehidupan anak adalah yang paling penting, karena di 6 tahun pertama kehidupannya, otak berkembang secara pesat. Perkembangan tersebut didukung oleh bagaimana stimulus yang didapat dari lingkungannya dan dukungan dari orang tua. Area perkembangan anak ada 4 aspek, yaitu: 1. Kognisi Yaitu bagaimana anak berpikir, kemampuan memecahkan masalah, daya ingat, memahami sebab akibat, berpikir kritis, kreatifitas, berpikir logis, dan kemampuan menganalisa. 2. Motorik Yaitu mengenai otot-otot pada tubuh anak. Terdapat 2 jenis: a. Motorik kasar Kemampuan otot-otot besarnya, seperti tengkurap, berguling, duduk, berdiri, berjalan, berlari, melompat, jinjit, berdiri dengan 1 kaki, menendang bola, lempar tangkap bola, mengayuh sepeda, merangkak. b. Motorik halus Kemampuan otot-otot kecilnya, seperti menggerakkan jari-jari tangan, meronce, mengambil manik-manik dengan 2/3 jari, menggenggam pensil, memetik sayuran, menggunting, bermain jepitan jemuran, menggunakan pipet. 3. Sosial Yaitu bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungannya atau dengan makhluk lain (manusia/hewan/tumbuhan), kemampuan beradaptasi, kemampuan berkomunikasi. 4. Emosi Yaitu bagaimana anak mengenali emosinya dan mampu mengekspresikannya secara tepat. Perkembangan kognisi menurut Jean Piaget, salah satu tokoh di Psikologi: - TAHAP SENSORIMOTOR (0 – 2 Tahun) - TAHAP PRA-OPERASIONAL (2 – 7 Tahun) - TAHAP OPERASIONAL KONKRET (7 – 11 Tahun) - TAHAP OPERASIONAL FORMAL (11 Tahun – Dewasa) Kemajuan kognisi saat Pra-Operasional Konkret (2 – 7 tahun) Dalam proses kognisi, pemahaman sebab akibat suatu hal mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah akan sempurna jika aspek-aspeknya terpenuhi, yaitu daya ingat (memori), kreativitas, atensi atau kemampuan konsentrasi, dan daya tangkap kecepatan memproses suatu informasi.
Pada anak usia dini, kemampuan-kemampuan tersebut perlu dilatih dengan bantuan dari orang tua dan lingkungannya. Bantulah anak untuk mengasah kemampuan-kemampuan tersebut, dengan cara: 1. Melatih empati anak 2. Melatih berpikir kritis 3. Melatih menyelesaikan masalah dengan berbicara 4. Melatih mengidentifikasi masalah 5. Melatih anak untuk berani bertanggung jawab (orang tua tidak ikut campur) Salah satu cara melatih kemampuan memecahkan masalah adalah dengan bermain. Jangan sepelekan proses bermain, karena di dalam proses bermain banyak hal yang dipelajari oleh anak. Beberapa contoh permainan anak yaitu: Ø Usia 1 – 3 tahun Cilukba, petak umpet, sorting bentuk, sorting warna, puzzle bentuk geometri, puzzle gambar hewan, bermain susun balok. Ø Usia 3 – 5 tahun Mengklasifikasikan benda besar-kecil/berat-ringan, tebak gambar/tebak suara, baca buku dan story telling, mengenalkan konsep angka 1-10, mengenalkan huruf, bermain sensory play, melatih kemampuan bina dirinya (makan, minum, mandi, membersihkan diri setelah BAK/BAB). Ø Usia 5 – 7 tahun Latihan motorik halus, bermain music, olahraga, berpartisipasi dalam lomba, bermain pura-pura, puzzle, bersepeda. Referensi: Papalia, D., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development (Perkembangan Manusia) (edisi ke 10 Buku 2). Jakarta: Salemba. Santrock, John W. 2012. Life-span Development. 13 th Edition. University of Texas, Dallas : Mc Graw-Hill
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2015
Categories |