Oleh: Santi Novita Arieanti, M.Psi., Psikolog “Kenapa anakku gak bisa diam ya? Kok gerak terus.”
Siapa yang pernah mengalami hal ini? Mayoritas orang tua mengalami dan mengeluhkan hal tersebut. Ternyata saat anak bergerak akan ada banyak manfaat yang muncul. Yuk kita simak beberapa manfaatnya.
Cara menstimulasi kemampuan motorik kasar adalah melakukan kegiatan yang menyenangkan dan beri contoh pada anak, seperti: - Menari atau berjoget sambal diiringi lagu. - Latihan melompat dengan trampoline. - Latih anak untuk bisa mengayuh sepeda. - Bermain lempar dan tangkap bola. - Bermain sepak bola. - Berjalan di titian kayu. Jika anda berpikir, “lho semua itu kan sama saja dengan bermain seperti biasanya.” Ya betul sekali. Proses bermain pada anak mempunyai banyak manfaat. Bukan hanya sekedar bermain, namun segala aspek perkembangan terstimulasi. Cara bermain anak yang optimal untuk perkembangannya disesuaikan dengan usianya. Bermain sendiri memiliki tahapan-tahapannya, yaitu: - Unoccupied Play (bermain kosong) Pada bayi, misalnya mengamati tangan dan kaki. - Solitary Play (bermain sendiri) Pada usia 0 – 2 tahun. - Onlooker Play (pengamat) Mengamati lingkungan, masih bermain sendiri. - Parallel Play Dalam satu kelompok tetapi bermain sendiri. Usia 3 – 4 tahun. - Associative Play Bermain bersama tanpa tujuan. Usia 4 – 5 tahun. - Cooperative Play Bermain bersama, ada tujuan, kerjasama, ada aturan. Usia sekolah. Bermain bagi anak merupakan sebuah proses belajar paling efektif untuk mendapatkan stimulasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat bermain bersama dengan anak, yaitu: 1. Berikan instruksi cara bermain serta peraturan dalam setiap permainan dengan jelas. Dilanjutkan dengan memberikan contoh cara memainkannya. 2. Tidak menginterupsi. Bebaskan anak bermain, asal tidak membahayakan dirinya dan orang lain. Fokus pada proses, bukan hasil. Anak cenderung tidak memikirkan hasil akhir, melainkan lebih menikmati proses yang ia kerjakan. Bonusnya anak semakin percaya diri. 3. Beri kesempatan kepada anak untuk mengulang aktivitasnya. Kesempatan untuk mengeksplorasi, mengobservasi, dan trial eror dengan eksperimennya. 4. Memuji hasil karyanya, sesederhana apapun itu. Dengan membuat anak merasa bangga dapat mendorongnya untuk terus bereksplorasi dan mengembangkan imajinasinya. Supaya kemampuan anak bisa berkembangan secara maksimal, butuh dukungan dari lingkungan dimana anak berada. Siapa sajakah itu? Orang tua, Pengasuh, Kakek nenek, Kakak atau adik, dan Guru di sekolah. Jika ada kerjasama tim dalam mengasuh anak, pengasuhan akan terasa mudah. Juga dibarengi dengan pemahaman tentang pola pengasuhan yang tepat bagi anak. Tips: Saat orang tua merasa anak banyak bergerak atau tidak bisa diam, cek terlebih dahulu apakah anak yang gerak terus atau orang tua yang sedang capek. Referensi: Papalia, D., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development (Perkembangan Manusia) (edisi ke 10 Buku 2). Jakarta: Salemba. Santrock, John W. 2012. Life-span Development. 13 th Edition. University of Texas, Dallas : Mc Graw-Hill
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
December 2015
Categories |